Alkisah
Saat berlibur ke rumah kakeknya, si cucu mengajukan pertanyaan yang telah lama mengganjal di hati.
”Kek, Nanda kan sangat sayang sama mama. Apalagi kalau mama pas baik,
beliin mainan atau bolehin aku main. Tetapi, kenapa Nanda tidak bisa
sayang terus ya sama mama? Kalau dilarang main saja, Nanda jadi sebal
sama mama. Kalau mau sesuatu terus mama nggak beliin, Nanda bisa ngambek
berhari-hari. Apalagi kalau mama marah terus mencubit atau menjewer kuping, iiiih Nanda bisa benci banget sama mama. Rasanya ingin balas
memukul. Kenapa begitu ya, Kek? Tolong Kek, Nanda tidak ingin menjadi
anak yang durhaka.”
Mendengar nada serius dan menyesal, kakek merasa senang dan tertawa
lalu menjawab, ”Hahahaaa. Hebat, hebat! Cucu kakek ternyata sudah besar
dan pintar. Cucuku, di setiap diri manusia, ada dua kekuatan yang hidup
di dalamnya. Satu kekuatan baik dan satu lagi kekuatan jahat. Mereka
setiap hari selalu saja berkelahi.”
”Oya? Kalau mereka berkelahi, kekuatan mana yang menang Kek?” sela si cucu penasaran.
”Kekuatan yang menang adalah kekuatan yang dipelihara, dididik, dan dilatih dengan baik.”
”Nah, apa hubungannya Kek, cerita dua kekuatan ini dengan rasa sayang dan perasaan jengkel nanda ke mama?”
”Dengar ya. Jika setiap kali perasaan nanda yang suka jengkel, marah,
dan benci yang dipelihara, kamu latih dan kamu biarkan merajalela
artinya Nanda memelihara dan memenangkan kekuatan jahat yang ada di
dalam dirimu. Tiap kali tidak dituruti, kamu marah, tiap kali dilarang
main kamu ngambek, belum lagi jika ditambah dengan perlakuan kasar dan
kata-kata kasar yang tidak layak diucapkan, nah jadilah Nanda sebagai
anak kurang ajar, tidak beretika, bahkan durhaka kepada orangtuanya. Apa
Nanda mau, jadi anak seperti itu?”
Sambil menggeleng nanda menjawab,”Tidak, Kek. Nanda tidak mau menjadi anak seperti itu.”
Kakek melanjutkan, ”Demikian juga sebaliknya, untuk kekuatan yang baik.
Agar perasaan sayang selalu tumbuh dan mampu bertahan, juga perlu
dilatih, dididik, dan dipelihara. Perlu Nanda ketahui, saat mama sedang
bersikap tidak menyenangkan atau menjengkelkan, bukan berarti mama
nggak sayang ke Nanda. Bahkan saat mamamu marah, semarah apa pun, perasaan sayangnya pasti lebih besar dibandingkan marahnya. Mamamu marah, melarang, nggak memberi, pasti ada alasannya.
Coba kakek tanya, kalau mama marah, biasanya kamu berbuat salah kan?
Kalau Nanda berbuat salah, mama memarahi untuk menyadarkan Nanda agar
menjadi benar. Biar mama marah, tetap sayang kamu kan?
Mamamu bisa saja salah. Tapi Nanda sebagai anak harus bisa memaklumi
dan harus tetap menyayangi dia. Tumbuhkan terus kekuatan baik di hatimu
agar berguna buat kehidupanmu nanti.”
Kebaikan dan perasaan kasih di diri setiap manusia, perlu dipelihara,
dilatih, serta ditumbuhkembangkan. Jika kita mampu melestarikan sisi
baik dan cinta kasih kepada setiap makhluk hidup, maka kehidupan ini
pastilah akan aman tentram dan harmonis. Lalu untuk apa hidup membenci
dan menyakiti orang lain?
Mari berbagi kasih, bukan hanya dengan orang-orang yang kita cintai,
tetapi juga kepada setiap mereka yang layak kita kasihi. Kalau kita
mampu memelihara cinta atau kasih yang hangat,
maka tiada alasan apa pun untuk membenci manusia lainnya. Cinta atau
kasih sayang akan membuat kehidupan di dunia ini indah, damai, dan
membahagiakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar