Kamis, 26 Maret 2015

Cerita "Kapak, Gergaji, Palu, & Api"


Alkisah suatu ketika kapak, gergaji, palu, dan nyala api sedang melakukan perjalanan bersama-sama. 
Di suatu tempat perjalanan mereka terhenti karena terdapat sepotong besi baja yang tergeletak menghalangi jalan. 
Mereka berusaha menyingkirkan  baja tersebut dengan kekuatan mereka masing-masing.
“Itu bisa aku singkirkan”, kata kapak. Pukulan-pukulannya keras sekali menghantam baja yang kuat & keras juga itu. Tapi tiap  bacokan hanya membuat kapak itu semakin tumpul sendiri sehingga sampai ia berhenti. 
“Sini biar aku yang urus”, Kata gergaji. Dengan gigi-gigi yang tajam tanpa perasaan, ia pun mulai menggergaji. Tapi alangkah kaget & kecewa  semua giginya jadi tumpul dan rontok.

“Apa kubilang”, kata palu. Kan aku dah ngomong, kalian tak akan bisa. Sini - sini ku tunjukan caranya. Tapi baru sekali ia memukul, kepalanya terpental sendiri, dan baja tetap tak berubah. “Boleh aku coba?” Tanya nyala api. Dan ia pun melingkarkan diri dengan lembut menggeluti, memeluk, dan mendekapnya erat-erat tanpa mau melepaskannya. Baja yang keras itu pun meleleh dan cair.

Ada banyak hati cukup keras untuk melawan kemurkaan dan amukan , kemarahan demi harga diri. Tapi jarang ada hati yang tahan melawan api cinta kasih yang hangat.

Betapa arif dan bijak ada dalam sebuah kelembutan dan kehangatan, seperti api memecahkan hati yang dingin. Tak ada yang tahan menampik cinta dan kasih sayang.

Hatimu yang mudah merasa kasihan itu tidak lemah, tetapi justru tanda bahwa  engkau adalah jiwa yang di siapkan bagi para pelayan yang besar.

Hati yang kasar dan kejam tidak akan mampu mengemban tugas untuk membahagiakan sesama. 
Hatimu yang mudah pedih melihat penderitaan sesama itu adalah Rahmat Tuhan.

Bersyukurlah dan segeralah gunakan Rahmat itu dalam pekerjaan yang membaikkan hidup banyak orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar