Kamis, 26 Maret 2015

Cerita Rakyat Sumatra Utara " Danau Toba"

Di sebuah desa yang gersang di Sumatra Utara, tinggallah seorang pemuda yang miskin setiap harinya bekerja sebagai petani. Kemarau panjang menyebabkan seluruh daerah mengalami paceklik.tidak ada tanaman yang bisa tumbuh sehingga pemuda tersebut pergi ke sungai dan mengail ikan untuk menu santapnya setiap hari.sudah begitu lama ia duduk di tepi sungai,tetapi tak seekor ikan pun didapat.terik matahari juga terasa membakar tubuhnya.”mungkin umpanku kali ini tidak enak sehingga tak ada satu pun ikan-ikan di sungai ini mau memakannya”pikirpemuda tersebut. Namun ia tak punya pilihan selain bertahan dan berharap ada ikan,walau kecil yang dapat diperolehnya hari ini.

Menjelang senja barulah kailnya terasa berat,pertanda ada ikan besar yang memakan umpannya.dengan hati riang,diambilnya ikan tersebut untuk dimasukkan kedalam keranjang.”haha!Tidak rugi aku menunggu sejak tadi.akhirnya aku dapat juga seekor ikan yang sangat besar!”waah,baru kali ini aku melihat ada ikan sebesar ini.aku akan berpesta malam ini”kata si pemuda dengan bahagia.

Sesaat sebelum jatuh ke dalam keranjang,ikan tersebut melompat dari pegangan tangan si pemuda dan terjatuh ke tanah.detik berikutnya,tanpa di duga ikan itu menjelma menjadi seorang putri yang cantik jelita.Alamgkah terkejutnya si pemuda melihat hal tersebut.sang putri yang menyadari kekagetan dan ketakutan si pemuda,berkata,”jangan takut, manusia.aku tidak akan menyakitimu. Sesungguhnya aku berhutang budi pada kebaikan mu.aku telah di kutuk dewa.oleh karena kau telah menyentuh ku,aku berubah menjadi manusia seperti mu.mulai saat ini,aku akan mengabdi pada mu.

Akhirnya, si pemuda membawa putri jelmaan ikan tersebut ke rumahnya. Sang putri membantu membereskan rumah, memasak, memcuci dan melakukan pekerjaan rumah lainnya. Karena takut akan anggapan buruk masyarakat, si pemuda bermaksud menikahi putrid ikan untuk di jadikan istrinya. Sang puti pun menjawab,”aku bersedia menjadi istrimu, asalkan kau berjanji untuk tidak mengatakan pada siapa pun, termasuk pada anak kita nanti, tentang asal-usulku. Si pemuda menyanggupi permintaan putri ikan dan tak lama kemudian,mereka berdua menikah.

Dari pernikahan mereka, lahirlah seorang anak laki-laki yang di beri nama samosir. Samosir adalah seorang anak yang kuat, berani,dan besar. Seiring pertumbuhan tubuhnya, selera makan samosir juga berlipat-lipat. Setiap hari ibunya harus memasak nasi dalam jumlah yang banyak.Tentu saja untuk mendapatkan itu semua, si bapak harus bekerja keras.

Pada suatu hari,ayah samosir pulang dalam keadaan letih dan lapar. Sepanjang perjalanan pulang ia terus membayangkan masakan istrinya yang lezat. Segera setelah tiba di rumah, ia langsung menuju kedapur untuk mengambil makan. Betapa terkejutnya ia begitu mendapati piruk nasi kosong.”ibu!!!apa kau tidak memasak nasi hari ini?aku lapar sekali!!”sang suami sangat kesal karena harapannya sepanjang perjalanan pulang tidak sesuai dengan kenyataan.

Bergegas sang istri pun menghapiri si suami,”tadi aku sudah memasak nasi paa.mungkin anak mu yang menghabiskan semunya.tunggu sebentar paa biar aku memasak lagi.”Mendengar penjelasan sang istri marah lah ayah samosir, sambil berteriak  “samosir!! dasar kau anak ikan tak tau diri!kau habiskan semua makanan, tanpa kau ingat bapak mu yang kelelahan dan kelaparan setelah seharian bekerja keras untuk menghidupimu dan ibumu. Mendengar ucapan kasar suaminya, hati putri ikan bagai disayat sembilu. Suaminya telah melanggar janji. Ia telah mengatakan pada anak mereka tentang asal-usul dirinya .dengan berlinangna air mata, dihampirinya samosir yang masih di marahi suaminya.

“Cukup sudah pak, kau telah melanggar janji mu sendiri. Aku akan pergi bersama anakmu.”ibu dan anak itu pun berkemasdan pergi meninggalkan rumah, petani itu pun terteguh, menyesali perbuatannya yang tak bias menahan emosi. Kini dia sendiri, tanpa nak dan istrinyaia kehilangan mereka untuk selama - lamanya hanya karena sepiuk nasi. Berkali-kali petani itu memanggil - manggil istri dan anaknya, tetapi keduanya tak pernah kembali. Tak berapa lama kemudian, muncul mata air yang menyebur dengan deras. Semakin lama air tersebut semakin banyak dan akhirnya menenggelamkan desa. Sekarang orang mengenal desa yang tenggelam itu desa itu dengan sebutan Danau Toba.

Pesan Cerita :

“Bersabarlah dalam menghadapi semua masalah”. “Jangan gegabah dalam bertindak dan berkata”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar