Di sebuah desa yang gersang di Sumatra Utara, tinggallah seorang
pemuda yang miskin setiap harinya bekerja sebagai petani. Kemarau panjang
menyebabkan seluruh daerah mengalami paceklik.tidak ada tanaman yang
bisa tumbuh sehingga pemuda tersebut pergi ke sungai dan mengail ikan
untuk menu santapnya setiap hari.sudah begitu lama ia duduk di tepi
sungai,tetapi tak seekor ikan pun didapat.terik matahari juga terasa
membakar tubuhnya.”mungkin umpanku kali ini tidak enak sehingga tak ada
satu pun ikan-ikan di sungai ini mau memakannya”pikirpemuda
tersebut. Namun ia tak punya pilihan selain bertahan dan berharap ada
ikan,walau kecil yang dapat diperolehnya hari ini.
Menjelang senja barulah kailnya terasa berat,pertanda ada ikan besar
yang memakan umpannya.dengan hati riang,diambilnya ikan tersebut untuk
dimasukkan kedalam keranjang.”haha!Tidak rugi aku menunggu sejak
tadi.akhirnya aku dapat juga seekor ikan yang sangat besar!”waah,baru
kali ini aku melihat ada ikan sebesar ini.aku akan berpesta malam
ini”kata si pemuda dengan bahagia.
Sesaat sebelum jatuh ke dalam keranjang,ikan tersebut melompat dari
pegangan tangan si pemuda dan terjatuh ke tanah.detik berikutnya,tanpa
di duga ikan itu menjelma menjadi seorang putri yang cantik
jelita.Alamgkah terkejutnya si pemuda melihat hal tersebut.sang putri
yang menyadari kekagetan dan ketakutan si pemuda,berkata,”jangan
takut, manusia.aku tidak akan menyakitimu. Sesungguhnya aku berhutang budi
pada kebaikan mu.aku telah di kutuk dewa.oleh karena kau telah
menyentuh ku,aku berubah menjadi manusia seperti mu.mulai saat ini,aku
akan mengabdi pada mu.
Akhirnya, si pemuda membawa putri jelmaan ikan tersebut
ke rumahnya. Sang putri membantu membereskan rumah, memasak, memcuci dan
melakukan pekerjaan rumah lainnya. Karena takut akan anggapan buruk
masyarakat, si pemuda bermaksud menikahi putrid ikan untuk di jadikan
istrinya. Sang puti pun menjawab,”aku bersedia menjadi istrimu, asalkan
kau berjanji untuk tidak mengatakan pada siapa pun, termasuk pada anak
kita nanti, tentang asal-usulku. Si pemuda menyanggupi permintaan putri
ikan dan tak lama kemudian,mereka berdua menikah.
Dari pernikahan mereka, lahirlah seorang anak laki-laki yang di beri
nama samosir. Samosir adalah seorang anak yang kuat, berani,dan
besar. Seiring pertumbuhan tubuhnya, selera makan samosir juga
berlipat-lipat. Setiap hari ibunya harus memasak nasi dalam jumlah yang
banyak.Tentu saja untuk mendapatkan itu semua, si bapak harus bekerja
keras.
Pada suatu hari,ayah samosir pulang dalam keadaan letih dan
lapar. Sepanjang perjalanan pulang ia terus membayangkan masakan istrinya
yang lezat. Segera setelah tiba di rumah, ia langsung menuju kedapur
untuk mengambil makan. Betapa terkejutnya ia begitu mendapati piruk nasi
kosong.”ibu!!!apa kau tidak memasak nasi hari ini?aku lapar
sekali!!”sang suami sangat kesal karena harapannya sepanjang perjalanan
pulang tidak sesuai dengan kenyataan.
Bergegas sang istri pun menghapiri si suami,”tadi aku sudah memasak
nasi paa.mungkin anak mu yang menghabiskan semunya.tunggu sebentar paa
biar aku memasak lagi.”Mendengar penjelasan sang istri marah lah ayah
samosir, sambil berteriak “samosir!! dasar kau anak ikan tak tau diri!kau
habiskan semua makanan, tanpa kau ingat bapak mu yang kelelahan dan
kelaparan setelah seharian bekerja keras untuk menghidupimu dan
ibumu. Mendengar ucapan kasar suaminya, hati putri ikan bagai disayat
sembilu. Suaminya telah melanggar janji. Ia telah mengatakan pada anak
mereka tentang asal-usul dirinya .dengan berlinangna air
mata, dihampirinya samosir yang masih di marahi suaminya.
“Cukup sudah pak, kau telah melanggar janji mu sendiri. Aku akan pergi
bersama anakmu.”ibu dan anak itu pun berkemasdan pergi meninggalkan
rumah, petani itu pun terteguh, menyesali perbuatannya yang tak bias
menahan emosi. Kini dia sendiri, tanpa nak dan istrinyaia kehilangan
mereka untuk selama - lamanya hanya karena sepiuk nasi. Berkali-kali petani
itu memanggil - manggil istri dan anaknya, tetapi keduanya tak pernah
kembali. Tak berapa lama kemudian, muncul mata air yang menyebur dengan
deras. Semakin lama air tersebut semakin banyak dan akhirnya
menenggelamkan desa. Sekarang orang mengenal desa yang tenggelam itu desa
itu dengan sebutan Danau Toba.
“Bersabarlah dalam menghadapi semua masalah”. “Jangan gegabah dalam bertindak dan berkata”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar